Tulisan ustadz Agung Cahyadi .

Bismillah..

Saudaraku semua rahimakumullah,

Satu demi satu saudara2 yang kita cintai telah mendahului kita dengan diwafatkan Allah sebagai Pemilik semua jiwa ( إنا لله و إنا إليه راجعون), kitapun -tanpa terkecuali- pasti juga akan menyusul, hanya waktu yang membedakan antara kita dengan mereka.

Tentu kita bersedih saat musibah itu datang, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun bersedih saat putra beliau Ibrahim Radhiyallahu ‘anhu diwafatkan Allah, bahkan beliau juga menangis saat itu, sebagai tanda kasih sayang beliau kepada putranya.

Namun yang tidak boleh kita lakukan adalah berlarut larut dalam kesedihan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mengingatkan seorang ibu yang didapatinya masih menangis nangis setelah putranya sudah dimakamkan.

Rabb kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala Menghendaki dari kita semua saat musibah itu tiba (yang sesungguhnya hal tersebut telah Allah Tuliskan di Lauhul Mahfudz semenjak kita ada dalam kandungan ibu kita), agar kita menerimanya dengan penuh keridhaan.

Saudaraku Rahimakumullah,

Sesungguhnya bukan kesedihan demi kesedihan, yang saat ini dibutuhkan oleh saudara2 kita yang telah mendahului kita, tapi mereka menunggu kesetiaan kita semua sebagai kerabat, sebagai sahabat dan sebagai saudara se-iman, yang mestinya kita wujudkan dalam bentuk amal nyata,

Itulah yang sungguh sungguh sangat ditunggu tunggu mereka di alam kuburnya, amal nyata dalam bentuk komitmen kita untuk senantiasa berdo’a bagi kebaikan mereka, memohonkan ampun atas khilaf2 mereka dan bershadaqoh atas nama mereka dst.

Marilah saudaraku semua, kita hadirkan ridho-Nya  dengan mengikuti petunjuk-Nya

Dan kita hindari murka-Nya karena tidak ridho atas ketentuan-Nya.

Sesungguhnya besarnya pahala itu seiring dengan keridhaan kita atas besarnya ujian yang Allah ujikan untuk kita..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya besarnya pahala itu seiring dengan besarnya ujin, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka.

Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah.

Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.”

(HR. Ibnu Majah).

Semoga Allah berkenan untuk senantiasa memberikan kemudahan, taufiq dan ridho-Nya..

Allahumma Aamien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *